Sabtu, 11 April 2015

Keberanian yang melebihi harapan

Rasulullah Saw mempunyai sebuah harapan yang diajarkan kepada kita yaitu, untuk selalu mengingat cita-cita,melalui sabdanya ;

“Tidak ada penyakit yang menular, tidak ada ramalan, namun yang aku sukai adalah optimisme”

Rasulullah Saw juga memberikan kabar gembira kepada kita bahwa terdapat tujuh puluh ribu orang akan masuk surga tanpa hisab (dihitung amalnya) dan tanpa mendapatkan siksaan. Rasulullah Saw telah menjelaskan mengenai cirri-ciri mereka kepada kita. Salah satu diantarany ialah orang yang merasa sial dengan burung (tathayyur). Maksudnya adalah kita dilarang untuk merasa sial. Karena bagi orang yang ingin masuk surga tanpa dihisab dan mendapat siksaan tidak boleh merasa putus asa, sebaliknya dalam hatinya harus selalu ada harapan dan cita-cita.

Dengan memperhatikan hadist tersebut dan merenungkan belas kasih kasih Allah yang menjadikan harapan positif terhadap masa yang akan datang menjadi sebab masuknya seseorang ke dalam surga tanpa hisab dan mendapat siksaan. Segala puji  hanyalah bagi Allah Swt.

Adapun keutamaan hidup yang disertai cita-cita ialah dapat menghalau rasa putus asa, bahkan cita-cita selalu menuntut kita untuk berkembang. Sebagaimana dikatakan Anis Mansyur, “Perkembangan sejati adalah mengalahkan putus asa”

Sesungguhnya dalam kehidupan selalu saja kita temui keputusasaan,namun ia juga selalu diliputi harapan. Sebagaimana dikatakan Mustafa Kamal, “Tidak ada kehidupan dengan putus asa dan tidak ada putus asa dengan harapan”.

Jika kita menginginkan kehidupan, maka  gantilah sikap putus asa yang ada dalam kehidupan kita, sekecil apapun, dengan harapan yang tinggi dan keberanian. Janganlah kita merasa pesimis! Karena manfaat dari sikap optimis selalu lebih besar dari pada kerugiannya. Perhatikanlah perkataan  Salvador Dali dalam masalah ini,

Doa minta mati meninggal dunia di Madinah & Makkah

Lihat hadis Nabi Muhammad di bawah:
“Aku adalah orang pertama yang keluar daripada Bumi(ketika hari kebangkitan), kemudian Abu Bakar, kemudian Umar, kemudian giliran penghuni Baqi’ yang akan berhimpun bersamaku. Kemudian aku menunggu penduduk Mekah sehingga penuh di antara dua Masjidil Haram”
Sahih oleh Al-Tirmidzi
“Sesiapa yang mampu untuk mati di Madinah, maka lakukanlah..sesungguhnya aku akan memberi syafaat di akhirat untuk mereka yang mati di Madinah.”
DOA MINTA MATI DI-MADINAH, telah diajarkan oleh Al-marhum Sheikh Soleh Al-Kenali guru di Masjidil Haram, Mekkah.
اَللهُمَّ إِذَا أَرَدْتَ اَنْ تَقْبِضَنِيْ فَاقْبِضْنِيْ بَعْدَ أَنْ أَدَّيْتُ حُقُوْقَكَ وَحُقُوْقَ عِبَادِكَ جَمِيْعًا صَبَاحَ يَوْمِ الْجُمْعَةِ مِنْ شَهْر رَمَضَانَ سَاجِدًا أَوْ شَهِيْدًا فِيْ بَلَدِ رَسُولِكَ وَ أَنْتَ رَاضٍ عَنِّيْ
“Ya Allah jika Engkau hendak mengambil ku, ambillah setelah aku tunaikan sekelian hak Mu dan hak hamba-hamba Mu, pada pagi hari Jumaat dari bulan Ramadhan dalam keadaan sujud atau mati syahid didalam kota RasulMu, dalam keadaan Engkau redha akan daku.”
Nabi s.a.w. sangat menganjurkan agar jika dapat kematian kita diMadinah. Sebagaimana sabdanya, “Sesiapa yang boleh mati diMadinah hendaklah doa mati diMadinah”. Ini adalah kerana ahli kubur yang pertama sekali mendapat syafa’at Nabi s.a.w. diYaumil Qiyamah ialah ahli Kubur Baqi diMadinah.
raudhah masjid nabawi




Tidak ada komentar:

Posting Komentar