Senin, 27 April 2015

Bertebaranlah Kalian di Muka Bumi

Wahai orang-orang beriman! Apabila telah diseru untuk melaksanakan shalat pada hari Jumat, maka segeralah kalian mengingat Allah dan tinggalkanlah jual beli (karena mengingat Allah) itu lebih baik bagi kalian jika kalian mengetahui.
Apabila shalat telah dilaksanakan maka bertebaranlah kalian di muka bumi dan carilah karunia Allah dan (seraya) ingatlah Allah sebanyak-banyaknya supaya kalian menjadi orang-orang beruntung.
(QS Al-Jum’ah [62]: 9-10)
Seperti halnya orang-orang beriman yang diperintahkan untuk kembali bertebaran di muka bumi untuk mencari karunia Allah setelah menunaikan kewajiban shalat jumat, maka penulis menyarankan kepada segenap kawan-kawan seperjuangan yang sudah resmi mendapat gelar sarjana untuk bertebaran pula di muka bumi Allah yang luas ini. Entah itu kembali ke kampung halaman dengan membawa ilmu-ilmu baru hasil studi di kampus sehingga membawabanyak perubahan positif bagi kampung halaman, atau bisa juga merantau lebih jauh lagi demi mencari ilmu dan rizki Allah yang tak terhitung jumlahnya.
Hanya satu hal yang pasti: Gusti Allah memberi kita petunjuk jika kita ingin menjadi orang yang beruntung, yaitu dengan dzikrullah sebanyak-banyaknya.
Selamat atas pencapaian kalian, dan selamat mencari karunia Allah SWT di seluruh penjuru bumi.

PROF. DR YUSRIL IHZA MAHENDRA, SH,MSc : HARI JUMAT HARI YANG PRODUKTIF BAGI UMAT ISLAM

sumber:: http://bulan-bintang.org/prof-dr-yusril-ihza-mahendra-shmsc-hari-jumat-hari-yang-produktif-bagi-umat-islam/
Bulan-Bintang.Org—Jika kita menyimak firman Allah SWT dalam Surah Al-Jumah ayat 9-10, maka sesungguhnya hari Jumat adalah hari yang sangat produkitif bagi umat Islam.Dalam  ayat tersebut menggambarkan dalam suasana umat sedang sibuk dengan aktifitasnya kemudian datang seruan Allah untuk melaksanakan sholat  maka wajib menghentikan kegiatan dan bersegera memenuhi panggilan Allah untuk melaksanakan sholat Jumat.Tapi setelah selesai melaksanakan sholat  maka umat Islam diperintahkan untuk kembali bertebaran dimuka bumi melakukan aktifitas yang produktif untuk mencari rezki karunia Allah SWT dengan tetap memperbanyak zikir kepada-Nya. Ini merupakan isyarat bagi kita bahwa hari Jumat itu bukan hari libur tapi hari yang penuh dengan aktiftas yang produktif.  Demikian salah satu isi khutbah yang disampaikan oleh Prof. DR. Yusril Ihza Mahendra, SH, MSc ketika menjadi khatib sholat Jumat di masjid kantor Adhi Karya Jl. Pasar Minggu Jakarta Selatan, Jumat (29/06/2012).
Ditengah jama’ah yang sebagian besar adalah karyawan  itu,  Yusril membacakan Surah Al-Jum’ah ayat 9-10 yang artinya  ‘wahai orang-orang yang beriman ! Apabila telah diseru untuk melaksanakan sholat pada hari Jumat maka segeralah kamu mengingat Allah dan tinggalkanlah jual beli,  yang demikian itu lebih baik bagimu jika kamu mengetahui. Apabila sholat telah dilaksanakan maka bertebaranlah kamu di muka bumi carilah karunia Allah dan berzikirlah kepada Allah sebanyak-banyaknya agar kamu beruntung.

Menurut Yusril,  Indonesia adalah negara yang  mayorita muslim dan negara berpenduduk muslim terbesar di dunia sudah berada di jalan yang benar  dengan tidak menjadikan hari Jumat sebagai hari libur  nasional. Hal ini berbeda dengannegara-negara Timur Tengah dan Pakistan yang menjadikan hari Jumat sebagai sebagai hari libur  dan hari Minggu sebagai hari kerja.

“Ada sebagian umat Islam yang pernah mengusulkan kepada pemerintah  agar menjadikan hari Jumat sebagai hari libur nasional dan hari Minggu menjadi hari kerja.Saya ketika itu menjabat sebagai Sekretaris Negara menolak usulan tersebut. Alasan saya menolak, pertama karena tidak sesuai dengan Al-quran.Al-quran memerintahkan kita pada hari Jumat untuk tetap melaksanakan aktifitas tetapi jika datang seruan untuk sholat Jumat maka hentikan aktifitas kemudian bersegera sholat dan setelah itu bertebaran di muka bumi untuk mencari karunia Allah SWT. Alasan kedua, dengan menjadikan hari Jumat sebagai hari kerja maka dimana-mana umat Islam mendirikan sholat Jumat.Hampir di semua kantor baik swasta maupun pemerintah, di kampus, di sekolah-sekolah di Instasi meliter di kantor-kantor polisi sampai ke Istana Negara sholat Jumat dilaksanakan dan masjid di bangun dan dakwah Islam  jadi berkembang. Tidak ada negara di dunia ini seperti di Indonesia yang begitu luas syi’ar dakwahnya dalam melaksanakan sholat Jumat” tegas Yusril

“Dengan berdirinya Jumat di semua kantor maka orang yang tadinya di rumah tidak melaksanakan  sholat Jumat karena tidak enak dengan teman dan atasan di kantor  maka pada akhirnya ikut sholat Jumat.Pada awalnya karena ikut-ikutan kemudian mendengarkan ceramah agama setiap hari Jumat maka menimbulkan kesadaran untuk melaksanakan ibadah dengan tekun dan ikhlas,” lanjut Yusril
Yusril menegaskan bahwa jika hari Jumat dijadikan hari libur maka bisa dibayangkan bahwa ada ratusan ribu masjid di kantor-kantor dan Intansi pemerintah maupun swasta akan tutup dan hanya menjadi Musolla.”Orang-orang akan ke luar kota pada hari Jumat untuk berlibur sehingga tidak melaksanakan Jumat karena alasan musafir. Malam Jumat  orang tidak lagi membaca quran dan mendalami agama tapi orang keluar rumah mencari hiburan.Jika ini terjadi maka hancurlah agama dan rusaklah umat.” Papar Yusril (sam-pbb)

Kiat Agar Tetap Bersemangat

Tiap pagi kita bangun dari kematian semu kala tidur. Kita kemudian bersiap melakukan tugas utama kita sebagai hamba Allah SWT. Diawali dengan Shalat subuh, kemudian dilanjutkan dengan membenahi rumah tangga kita, mendampingi anak mempersiapkan berangkat menuntut ilmu dan sebagian membantu istri melakukan aktifitas rutin lainnya. Bangun pagi sangat berarti bagi semua makhluk, tidak hanya bagi manusia.

Bila kita lihat alam sekitar kita, pagi hari adalah waktu seagian besar makhluk Allah bertasbih dengan cara mereka. Matahari bangkit dari peraduannya dan menghangatkan bumi dengan sinarnya yang sangat bermanfaat. Kehangatan dari sinar surya itu kemudian membangunkan tumbuhan untuk segera melakukan fofosintesis, menebar oksigen, menghembuskan kesejukan. Kita amati burung, mereka berkicau menyemarakkan pagi dengan kemerduaan suaranya. Burung-brung mengepakkan sayapnya menuju sumber makanan yang Allah sembunyikan dan hanya merekalah yang tahu. Kupu-kupu juga ikut mengajak seluruh makhluk untuk beranjak dari suasana kemalasan dengan keindahan kepakan sayapnya dan kelihaiannya menghisap nektar dan mengawinkan bunga jantan dan betina, hingga terjadi pembuahan. Demikian yang terjadi pada makhluk-makhluk lain, semua bergeliat, bergerak dan bersegera dan bersemangat menjemput karunia Allah SWT dan tunduk pada titah-Nya.

Fenomena alam semesta merupakan dalil kauniyah atau bukti-bukti kebenaran di alam yang diperuntukkan pada manusia agar mereka merenungi dan mengambil pelajaran.

Berbicara tentang semangat dalam menjemput karunia dan beribadah kepada Allah, banyak sekali sarana yang bisa dijadikan sumber inspirasi dan motivasi baik kita agar semangat ini tidak padam. Sumber motivasi pertama dapat kita baca dalam Al Quran. Allah SWT berfirman dalam Surat Ali Imron ayat 133:
“Dan bersegeralah kamu kepada ampunan dari Tuhanmu dan kepada surga yang luasnya seluas langit dan bumi.”
Kata bersegera dalam ayat di atas mengisyaratkan sebuah perintah untuk tidak berlambat-lambat. Besegera berarti bergerak dengan cepat dan tepat. Bersegera bukan terburu-bur, namun sebuah gerak penuh perhitungan. Orang yang bersegera tujuannya hanyalah untuk mendapatkan ampunan dan ganjaran terbesar yakni surga.

Kemudian kita juga temukan ayat lain yang mengisyaratkan perinath bersemangat dalam beramal. Allah SWT berfirman dalam Surat Al Jumuah ayat 10:
”Apabila telah ditunaikan shalat, maka bertebaranlah kamu di muka bumi; dan carilah karunia Allah dan ingatlah Allah banyak-banyak supaya kamu beruntung.”
Perintah Allah kepada hambanya saat shalat, ibadah vertikal usai ditunaikan adalah bertebaran di muka bumi. Bertebaran di muka bumi bermakna luas yakni beramal dengan jangkauan luas di berbagai tempat dan kondisi. Allah SWT memerintahkan hamba-Nya menyebar, tidak terpaku pada satu tempat dan lingkungan. DIA menyuruh kita memperluas komunikasi, jaringan, usaha dan pengaruh ke seluruh penjuru karena kita dimanahkan sebagai khalifah-Nya. Bertebaran juga berarti kita disuruh untuk belajar dari daerah lain, kreatif dalam bekerja dan mendapatkan pengalaman-pengalaman baru yang konstruktif.

Masih banyak lagi Ayat-ayat Allah dalam Kitab-Nya yang menyebutkan keutamaan dari bersemangat menjemput karunia-Nya.
Rasulullah SAW sendiri juga membakar gelora umatnya untuk bekerja secara sempurna untuk menggapai kesuksesan dunia dan kebahagiaan akhirat. Rasulullah SAW bersabda
”Bekerjalah untuk kepentingan duniamu seolah-olah kamu hidup selama-lamanya. Dan bekerjalah untuk akhiratmu seolah-olah kamu mati esok pagi.”

Bersemangat dalam bekrja merupakan etos kerja orang-orang yang beriman. Semangat lahir dari keimanan yang kuat. Orang yang bersemangat akan senantiasa mengingat bahwa kekuatan itu hanyalah bersumber dari Allah. Tak peduli fisik yang kecil, lemah bahkan cacat, bila Allah menghidupkan cahaya iman dalam diri kita, maka gelora semangat beramal akan terus berkobar. Orang yang bersemangat beramal untuk Allah akan diberikan kemudahan oleh Allah. Sebuah keniscayaan bahwa Allah tidak akan membiarkan orang yang menolong-Nya (agama-Nya) tertimpa kesulitan, kesedihan dan penderitaan.
Allah SWT berfirman dalam Surat Al Hajj ayat 140:
“Dan sungguh Allah pasti menolong orang yang menolong (agama)-Nya. Sesungguhnya Allah benar-benar Mahakuat lagi Maha Perkasa.” (Q.s. al-Hajj: 40).

Seperti yang difirmankan Allah dalam Surat Ali Imran ayat 133, orang-orang beriman selalu bersemangat beramal juga dikarenakan ia dengan mudah membayangkan kenikmatan surga dan kekal. Dengan pamrih amal berupa surga, maka motivasi beramal tak akan mudah pudar sebab yang dibayangkan adalah ganjaran yang terbaik. Setiap orang yang bekerja karena akan mendapat upah, gaji, penghargaan yang sangat mahal dan berharga pastilah bekerja dengan semangat. Lalu, adakah upah atau penghargaan terbesar yang melebihi surga, yang daerahnya seluas langit dan bumi, didalamnya mengalir sungai-sungai dan tumbuh pepohonan yang tak terbayangkan indahnya.

Semangat yang Lemah
Selain kita juga mengingat hal-hal yang dapat membangkitkan semangat beramal, kita juga perlu mewaspadai segala sesuatu yang membuat kita lemah semangat. Bila orang yang imannya kuat akan selalu nampak bersemangat dan memancarkan cahaya semangatnya pada orang lain, sebaliknya orang yang tidak bersemangat pastilah dikarenakan masalah pada imannya. Orang yang amalnya tidak sungguh-sungguh akan mengalami kelesuan dalam menggapai karunia dan beribadah kepada Allah. Orang yang tidak bersemangat pastilah mempunyai penyakit dalam hatinya sehingga fisik, pikiran dan jiwanya tidak bisa digerakkan untuk beramal secara sempurna. Allah SW berfirman :
“Dalam hati mereka ada penyakit, lalu ditambah Allah penyakitnya; dan bagi mereka siksa yang pedih, disebabkan mereka berdusta.” (Q.s. al-Baqarah: 10).

Orang yang hatinya berpenyakit selalu dirundung oleh keragu-raguan akan pertolongan Allah. Mereka, orang-orang yang hatinya berpenyakit akan senantiasa sulit bergerak untuk menolong agama Allah karena motivasi amalnya bukanlah dalam rangka mendapatkan surga melainkan hanya untuk kepentingan materi dan duniawai. Allah menegaskan fenomena ini dalam Surat An-Nisa ayat 143 :
“Mereka dalam keadaan ragu-ragu antara yang demikian (iman atau kafir): tidak masuk kepada golongan ini (orang-orang beriman) dan tidak (pula) kepada golongan itu (orang-orang kafir).” (Q.s. an-Nisa’: 143).

Orang yang berpenyakit hatinya, ragu-ragu dengan balasan terbesar dari Allah dan tidak yakin akan pertolongan Allah juga akan cenderung jadi manusia yang lambat. Ia selalu ada di belakang, tidak punya inisiatif dan ingin yang aman-aman saja. Orang yang ragu-ragu dalam keimannya tidak ingin mengambil resiko dalam berbuat dan mencari keuntungan dimana pun ia berada, Ketika berada dalam lingkungan orang beriman, ia ingin mendapat keuntungan disini. Namun saat lingkungan orang yang beriman menghalangi cita-citanya, ia beralih ke lingkungan orang kafir. Nauzubillah, inilah orang-orang yang Allah gelari dengan orang munafik. Orang yang samar keimannya dan tidak jelas antara iman dan kafir. Allah SWT menegaskan fenomena ini dalam Surat An-Nisa ayat 72-73
”Dan sesungguhnya di antara kamu ada orang yang sangat berlambat-lambat (ke medan pertempuran). Maka jika kamu ditimpa musibah ia berkata: ‘Sesungguhnya Tuhan telah menganugerahkan nikmat kepada saya karena saya tidak ikut berperang bersama mereka. Dan sungguh jika kamu beroleh karunia (kemenangan) dari Allah, tentulah dia mengatakan seolah-olah belum pernah ada hubungan kasih sayang antara kamu dengan dia: ‘Andaikan, kiranya saya ada bersama-sama mereka, tentu saya mendapat kemenangan yang besar (pula)’.” (Q.s. an-Nisa’: 72-3).

Dengan memahami sebab musabab yang menjadi pemicu semangat kita dalam menggapai karunia Allah, maka kita akan memiliki bekal untuk terus meningkatkan kualitas amal kita. Demikian juga, kita perlu memahami dan mewaspadai datangnya penyakit iman sehingga semangat kita menurun baik dalam rangka menggapai cita-cita di dunia maupun untuk mempersiapkan kita masuk ke surga Allah SWT. Semoga Allah senantiasa memberi taufik dan hidayah-Nya kepada kita agar tetap kokoh dan bersemangat dalam beribadah. Dan kita memohon Ampun pada Allah agar terhindar dari penyakit munafik yang akan meruntuhkan semangat kita beramal.

Kiat agar Tetap bersemangat
Hanya dengan taqwa kita bisa memelihara semangat beramal kebaikan. Taqwa juga akan menjaga nilai keimanan sehingga semangat kita tidak melemah. Keimanan bahwa yang memberi kekuatan hakikatnya Allah semata. Keimanan kita bahwa pengadilan Allah sungguh tidak lama lagi akan kita jalani. Keimanan bahwa hidup di dunia ini begitu sangat cepatnya. Keimanan bahwa surga begitu nyata dan kekal dibandingkan dengan kesenangan dunia. Juga keimanan bahwa neraka itu tidak sanggup kita hadapi bila kita sudah merasakannya.
Beberapa hal yang bisa kita lakukan untuk menguakan keimanan kita dalam rangka memelihara semangat beramal antara lain:
  1. Memahami dan menyadari bahwa sumber kekuatan berasal dari Allah dan meminta tolonglah pada-Nya

  2. Menyadari kematian semakin dekat dan persiapkan dengan baik

  3. Merenungkan betapa besarnya ganjaran Allah yaitu surga yang indah dan abadi.

  4. Mengingat betapa neraka sangat dahsyat deritanya meski hanya sebentar.

  5. Berinteraksi secara akrab dengan Al Quran karena ia adalah sumber inspirasi dan motivasi bagi kita.
Semoga Allah merahmati serta memberi taufik dan hidayahnya kepada kita.
Wallahu’alam

1 komentar: