Senin, 29 Desember 2014

KEUTAMAAN TAUHID

" Dari Ubadah berkata ketika sedang dalam sakaratul maut : Saya telah mendengar Rosulullah saw berkata : Barang siapa yang bersaksi bahwa tiada tuhan selain Allah swt dan Muhamad saw itu seorang rosulnya, Allah haramkan atasnya api neraka " ( shahih Muslim )

Dan telah berkata Wahab Bin Munabih ketika ada seseorang yang bertanya : " bukankah kalimat " Laa ilaaha illallahu "sebagai kunci Surga ? lalu beliau menjawab: tentu saja , akan tetapi setiap kunci itu pasti memiliki gigi-giginya. Apabila kamu datang dengan kunci yang memiliki giginya maka terbukalah pintu tersebut buat kamu, apabila tidak maka tidak akan pernah terbuka."

Dari sini sebagian ulama menyebutkan bahwa terdapat beberapa syarat yang harus dipenuhi agar kadar kualitas dari tauhid itu memiliki standardnya diantaranya :

1. ilmu pengetahuan, dalilnya yaitu : " maka ketahuilah bahwa sesungguhnya tidak ada tuhan selain Allah " ( Muhamad : 19 )
2. keyakinan, yang tidak dicampurkannya dengan keraguan
3. menerima seluruh syariat yang telah ditetapkan dengan ikhlas
Sungguh agama islam ini adalah agama yang fitrah, dimana manusia diberikan pendidikan dan bimbingan agar tetap beribadah hanya kepada Allah swt baik dalam keadaan senang maupun susah. Karena sesungguhnya Allah swt melihat kadar baik dan buruknya amal perbuatan manusia tersebut sesuai dengan tindakan yang dilakukannya, apakah ia berniat untuk beribadah hanya kepada Allah swt atau untuk kepentingan lain.
Kita bisa saksikan sendiri beberapa contoh dari kilasan sejarah yang pernah dilahirkan oleh umat manusia. Di antaranya, Fira`un ditenggelamkan bersama bala tentaranya karena keingkaran untuk menerima risalah yang dibawa oleh Musa AS untuk menyembah kepada Allah swt, kita juga bisa melihat bagaimana kehancuran kaum Nabi Nuh As yaitu dengan ditimpakannya banjir yang dahsyat dikarenakan mereka menolak seruan untuk menerima kalimat tauhid.
Allah berfirman : " Dan aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan mereka supaya mengabdi kepada-Ku " ( Adz dzariyaat : 56 )

Ketika Allah swt mengutus nabi Muhamad saw sebagai nabi terakhir untuk membimbing umat manusia dimana ketika waktu keadaan kaumnya berada dalam kondisi tingkat spiritual yang sangat minim, bahkan tingkat social dan akhlaknya pun berada dalam kondisi jahiliyah selain itu syirik merupakan asas agamanya sedangkan berhala-berhala merupakan hajat ibadahnya. Maka hal yang sangat fundamental yang pertama tama beliau ajarkan kepada para sahabatnya yaitu tauhid kepada Allah swt dan melarangnya kepada syirik beserta macam macamnya. Ketika hal ini telah mengakar dalam hati para sahabatnya maka jalan dakwahnya pun akan semakin mudah dilaksanakan meskipun cobaan dan siksaan datang silih berganti sampai Allah swt sempurnakan cahaya keimanan diatas muka bumi ini.



Sebagaimana Allah swt berfirman :
" Apabila telah datang pertolongan Allah dan kemenangan
dan kamu lihat manusia masuk agama Allah dengan berbondong-bondong
maka bertasbihlah dengan memuji Tuhanmu dan mohonlah ampun kepada- Nya. Sesungguhnya Dia adalah Maha Penerima taubat( An Nashr : 1-3 ) "

========================================================================

Rahasia Dibalik Penamaan Surat Al-hadîd*

Ketika anda membuka daftar rentetan surat dalam al-Qur’an yang senantiasa anda jadikan pedoman hidup, maka anda akan mendapatkan surat al-Hadid dalam rentetan nomor yang ke-57. Yaitu sebuah nama yang kita ketahui sebagai salah satu jenis logam yang sangat penting sekali dalam kehidupan manusia, meskipun nilainya tidak semahal emas atau mutiara. Namun pernahkah terbersit dalam benak anda, kenapa salah satu unsur yang berlambang Fe (kependekan dari ferrum, bahasa latin untuk unsur besi) dalam tabel periodik kimia yang sempat kita pelajari di tingkat SLTA/MA ini dijadikan nama salah satu surat dalam al-Qur`an?



Jika kita membuka lembaran asbâb an nuzûl-nya, surat ini diturunkan diantara masa-masa perang Uhud ketika Rasulullah Saw. memulai membentuk fondasi masyarakat Islam di Madinah. Jika kita menelisik lebih jeli, maka akan kita dapatkan banyak ayat dalam surat ini yang memerintahkan kaum muslimin untuk menafkahkan harta. Hal ini wajar karena pada fase tersebut umat Islam sedang dalam proses awal menuju puncak kegemilangan, ibarat bayi yang mulai belajar merangkak.
Sekarang mari kita perhatikan salah satu ayat dalam surat tersebut yang mengandung konteks nama surat, yaitu al-Hadîd. Bunyi ayat tersebut selengkapnya sebagai berikut :

“Sesungguhnya Kami telah mengutus rasul-rasul Kami dengan membawa bukti-bukti yang nyata, dan telah Kami turunkan bersama mereka al-Kitab dan neraca (keadilan) supaya manusia dapat melaksanakan keadilan. Dan Kami ciptakan/turunkan besi yang padanya terdapat kekuatan yang hebat dan berbagai manfaat bagi manusia (supaya mereka mempergunakan besi itu), dan supaya Allah mengetahui siapa yang menolong (agama)-Nya dan rasul-rasul-Nya padahal Allah tidak dilihatnya. Sesungguhnya Allah Mahakuat lagi Maha Perkasa." (al-Hadid 57: 25).
Dalam penggalan ayat di atas terdapat kalimat wa'anzalnâ al-hadîd. Kalimat ini sungguh menarik untuk dibahas karena terdapat nilai filosofi tersendiri dalam penafsiran kata al-hadîd. Kita temukan banyak mufassir yang menghindari penafsiran kalimat tersebut dengan "Dan kami turunkan besi" (penafsiran secara tekstual), karena secara intrinsik/zhâhiri memang selayaknya ditafsirkan sesuai dengan konteksnya, sebagaimana penafsiran kalimat wa'anzalnâ min as-samâ' mâ'an: "Dan kami turunkan air dari langit". Diantara alasan para mufassir yang menghindari penafsiran secara tekstual, yaitu bagaimana caranya besi diturunkan dari langit? Apakah dijatuhkan begitu saja?
Selama beberapa abad, pertanyaan tersebut selalu menjadi pertimbangan untuk tidak menafsirkan kalimat tersebut secara tekstual. Namun seiring dengan perkembangan teknologi, akhirnya penafsiran secara tekstual dari kalimat tadi terbukti kebenarannya. Mohammed Asadi dan Profesor Amstrong, seorang ilmuwan NASA (lembaga astronomi milik Negara Adidaya abad ini telah membenarkan bahwa besi memang diturunkan dari langit. Hal ini disebabkan besi termasuk unsur logam berat yang tidak dapat dihasilkan oleh bumi dan strukturnya sekalipun. Energi tata surya dalam gugus galaksi bimasakti ini tidak mampu untuk menciptakan besi itu sendiri. Menurut penghitungan para ilmuwan diperlukan empat kali lipat energi tata surya kita (matahari sebagai sumbernya) untuk dapat menghasilkan unsur besi. Sehingga dapat disimpulkan bahwa diperlukan adanya sumber energi/bintang yang lebih dahsyat dari matahari di luar tata surya kita ini. Bintang yang memiliki energi superior ini meledak dan terpecah menjadi puing-puing meteorit mengandung unsur besi yang melayang-layang di angkasa, sampai akhirnya tertarik oleh gaya gravitasi bumi ketika awal bumi diciptakan milyaran tahun yang lalu.
Bukti lain bahwa besi diturunkan dari langit, mari kita renungi pertanyaan berikut: "Pernahkah kita tahu bahwa bumi ini sekali-kali dapat porak poranda oleh ledakan maha dahsyat energi matahari yang terjadi setiap 11 tahun sekali? Atau pernahkah kita menduga bahwa bumi ini bisa terancam oleh badai kosmik tanpa bisa kita prediksikan kapan waktunya?"
Menurut penghitungan ilmu fisika dan astronomi, bahwa ketika terjadi ledakan sinar matahari yang berdaya ledak setara dengan 100 juta bom yang menimpa Hiroshima dan Nagasaki 6 dekade yang lalu, maka bumi tidak bisa berdaya lagi. Segala apa yang ada di bumi ini akan hancur berkeping-keping, tak bersisa sedikit pun. Kemudian timbul pertanyaan, kenapa bumi yang kita diami ini bisa mempertahankan keutuhannya dari efek ledakan itu? Hal ini tiada lain karena bumi dilapisi oleh unsur yang memiliki daya tahan maha dahsyat. Unsur tersebut membungkus sekaligus melindungi bumi yang seolah-olah seperti medan elektromagnetik berkekuatan maha tinggi. Dalam perkembangannya para ilmuwan menamakan unsur tersebut sabuk Van Allen. Ini adalah karunia Allah yang sangat besar sekali yang tidak dimiliki oleh planet lain di gugus galaksi bimasakti ini kecuali Merkurius, itu pun hanya memiliki medan magnet yang lemah. Sabuk Van Allen ini mengandung proton (daya listrik positif) dan elektron (daya listrik negatif) yang melapisi bumi ribuan kilometer, sehingga memberikan titik aman terhadap bumi dari berbagai ancaman dari luar. Nah, materi proton dan elektron ini terdiri dari besi dan nikel dimana gabungan kedua unsur ini memplot sabuk Van Allen menjadi elemen yang memiliki medan magnet maha dahsyat.
Argumentasi ilmiah di atas (yang tentunya dapat dipertanggungjawabkan dan dapat diterima oleh semua pihak) seolah-seolah memperkuat maksud dari kalimat dalam ayat 25 surat al-Hadid tersebut. Al-Qur`an hendak menekankan bahwa besi tidak dapat diproduksi dari bumi saking besarnya energi yang dibutuhkan untuk membentuk unsur tersebut. Oleh karenanya al-Qur`an menggunakan interpretasi bahwa besi langsung diturunkan dari langit sebagai tanda kasih sayang Allah kepada makhluk-Nya.
Maha besar Allah yang telah menyingkap rahasia alam semesta ini dengan kalam-Nya yang diturunkan kepada sang kekasih, Muhammad Saw. Wallâhu a'lam bi ash shawâb.

*Disarikan dari Matematika Alam Semesta; Kodetifikasi Bilangan Prima dalam Alquran

Tidak ada komentar:

Posting Komentar